Aku masih ingat ketika masih duduk di bangku MTs (SMP) buku yang sering aku baca karya Helvi Tiana Rossa, Asma Nadia, Afifah Afra dan buku-buku berlogo FLP di sampulnya. Ah, dulu tak pernah terpikir untuk mencari tahu apa itu FLP? Dari gemar membaca iseng-iseng menulis cerita fiksi sendiri. Teman sekelas jadi korban todongan untuk membacanya. Tapi akhirnya yang ditodong ketagihan begitupun yang menulis. Setiap kali menulis aku seperti menemukan "duniaku" sendiri.
Waktu SMA aku berhasil menulis 50 puisi, 17 cerpen, 3 Novel, dan beberapa tulisan yang enggak sampai ending. Tapi, sayangnya enggak dimuat di media massa apalagi sampai cetak. Semua itu tulisan tangan. Jadi, kalau ada yang tanya tentang hobi, tentu dengan yakin aku jawab "menulis!" (dalam arti yang sesungguhnya. Alasan lainnya, ya BUNET (buta internet), kurang informasi, gak punya link penulis, dan akhirnya gatau harus diapakan karya tulisnya.
Sampai akhirnya di SMA ketemu mentor menulis namanya Kang Zai. Dari beliau aku lebih banyak lagi membaca buku-buku HTR, Asma Nadia, Afifah Afra dan semakin akrab dengan logo FLP. Kang Zai mengusulkan untuk mencoba mengirimkan ke majalah, koran, dan ikut lomba menulis. Sayangnya gak pernah ada tanggapan dari media massa, kalau pun ada isinya hanya penolakan :(
Sampai lulus SMA. Aku sempat menyerah. Mogok nulis! Terkadang suka iri kalau berkunjung ke toko buku, baca majalah, baca koran, googling. Aku kapaaannn yaa kayak gini? Saking lamanya mogok, buku puisi yang dipinjam temen lupa nagih! lupa kapan terakhir nulis cerpen tau-tau buku-buku habis dimakan rayap. Novel terbengkalai. Ide berlompatan melarikan diri.
Kecewa? Bangettt...... :(
Tapi panggilan itu mengusik lagi. Bukankah menulis itu hobi? Dimuat dan dicetak itu bukan tujuan akhir seorang penulis. Akhirnya aku tetap menulis tanpa beban apapun. Aku menuliskan FLP dalam dreamlist-ku. entah apa tujuannya saat itu yang jelas aku ingin menulisnya.
Kecewa itu adalah salah satu cara Tuhan dalam berkata "Aku punya sesuatu yang lebih baik buatmu." Apa itu?
Akhir tahun 2012 ada writring contest dari Festival Muslimah Indonesia. Aku iseng ikutan walaupun enggak menang. Rangkaian acara tersebut ternyata ada Wokshop Menulis di Hotel Dinar, Jl. Pelajar Pejuang, Bandung. Bisa bayangin ya orang udik kayak aku yang bunet bin kuper nekad ke Bandung naek angkot untuk ikut acara itu. Nyasar gak? So pasti! Nangis? Se-ember ..... :'(
Eits, ternyata ada hikmahnya. Tau gak, ternyata penyelenggara acara workshop itu adalah FLP Bandung dan pengisi acaranya Kang Teddy "SNADA" utusan dari Majalah Sahabat Pena.
Singkat cerita, aku bergabung di FLP Bandung dan karya pertamaku dimuat di Majalah sahabat Pena.
Aku bertemu FLP seperti bertemu kekasih yang lama tidak berjumpa. #eaaa
Ruang Guru SMA ALBIDAYAH, 29 Agustus 2014
0 komentar:
Posting Komentar