Rabu, 25 Desember 2013

Dear tetanggaku yang Kepo

Edit Posted by with No comments
Saya memang tak pernah meminjam speaker masjid untuk ku beritakan, "Saya kerja dua sift. Pagi dan siang. Sehingga setiap hari saya hrus plg sore. Saya kuliah kelas karyawan yang setiap minggu harus tetap berangkat mencari ilmu karena saya pengen maju." Tak mungkin saya lakukan itu. Saya hanya menjalani hidup saya. Menikmati hidup saya. Saya tak pernah mau ikut campur kehidupan orang lain. Maka jangan usik saya karena saya tak pernah merepotkan anda! Memang hidup harus bersosialisasi.. Tapi kan ada batasannya! Jika ingin dihargai maka belajarlah menghargai orang lain dulu.

Saya memang tak pernah mengklarifikasi di surat kabar apapun. "Saya punya kegiatan di kota ini di kota itu. Saya ingin punya byk teman dan pengalaman. Terkadang saya harus pulang malam karna terjebak waktu dan jarak." Tak perlu juga saya sebutkan semua. Saya masih punya iman. Saya tahu mana yang baik mana yang buruk. Allah bersama saya setiap detik. Dia Melihat apa saja yang saya kerjakan. Walau sesulit apapun keadaan ekonomi keluarga saya: Tak mungkin saya jual diri!!!

Wahai orang tua, Kamu adalah perempuan, saya perempuan (anak dari seorang perempuan baik-baik), Kamu pun pasti memiliki anak perempuan, bukan? Jaga ucapanmu, jaga sikapmu jangan semena-mena. Aku memang diam, aku memang tak bisa membalas secara langsung. Aku menghormatimu seperti aku menghormati ibuku. Kalau ini terdengar oleh ibuku tak terbayang seperti apa sakit hati beliau. Lalu tidakkah kamu berpikir jika ini terjadi pada anakmu, bagaimana perasaanmu?! Ataukah memang kamu tidak punya hati untuk merasa, tidak punya otak untuk berfikir???? Aku punya mulut, kadang kalau terlalu sakit kuadukan semua perlakuanmu pada Tuhanku! Kamu tahu KARMA?! Tuhanku itu Maha Berkehendak lho...!

Ibuku bilang ucapan adalah doa. Jika nanti ucapan menyakitkan darimu tak pernah terbukti padaku, maka jangan salahkan jika ucapan burukmu itu justru adalah doa untuk anakmu.

-Pagi yang mendung 091212 ~

0 komentar:

Posting Komentar