Saya memang tak pernah meminjam speaker masjid untuk ku beritakan, "Saya
kerja dua sift. Pagi dan siang. Sehingga setiap hari saya hrus plg
sore. Saya kuliah kelas karyawan yang setiap minggu harus tetap
berangkat mencari ilmu karena saya pengen maju." Tak mungkin saya
lakukan itu. Saya hanya menjalani hidup saya. Menikmati hidup saya. Saya
tak pernah mau ikut campur kehidupan orang lain. Maka jangan usik saya
karena saya tak pernah merepotkan anda! Memang hidup harus
bersosialisasi.. Tapi kan ada batasannya! Jika ingin dihargai maka
belajarlah menghargai orang lain dulu.
Saya memang tak pernah mengklarifikasi di surat kabar apapun. "Saya
punya kegiatan di kota ini di kota itu. Saya ingin punya byk teman dan
pengalaman. Terkadang saya harus pulang malam karna terjebak waktu dan
jarak." Tak perlu juga saya sebutkan semua. Saya masih punya iman. Saya
tahu mana yang baik mana yang buruk. Allah bersama saya setiap detik.
Dia Melihat apa saja yang saya kerjakan. Walau sesulit apapun keadaan
ekonomi keluarga saya: Tak mungkin saya jual diri!!!
Wahai orang tua, Kamu adalah perempuan, saya perempuan (anak dari
seorang perempuan baik-baik), Kamu pun pasti memiliki anak perempuan,
bukan? Jaga ucapanmu, jaga sikapmu jangan semena-mena. Aku memang diam,
aku memang tak bisa membalas secara langsung. Aku menghormatimu seperti
aku menghormati ibuku. Kalau ini terdengar oleh ibuku tak terbayang
seperti apa sakit hati beliau. Lalu tidakkah kamu berpikir jika ini
terjadi pada anakmu, bagaimana perasaanmu?! Ataukah memang kamu tidak
punya hati untuk merasa, tidak punya otak untuk berfikir???? Aku punya
mulut, kadang kalau terlalu sakit kuadukan semua perlakuanmu pada
Tuhanku! Kamu tahu KARMA?! Tuhanku itu Maha Berkehendak lho...!
Ibuku bilang ucapan adalah doa. Jika nanti ucapan menyakitkan darimu
tak pernah terbukti padaku, maka jangan salahkan jika ucapan burukmu
itu justru adalah doa untuk anakmu.
-Pagi yang mendung 091212 ~
Rabu, 25 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar