Kamis, 12 Juni 2014

CERPEN "BEBENYIT ITU SAHABAT" PART 1

Edit Posted by with No comments

ilustrasi: Asmarandana


BEBENYIT ITU SAHABAT
Seperti biasanya sepulang sekolah bebenyit berkumpul di basecamp. Bebenyit adalah sekelompok remaja perempuan beranggotakan enam orang. Mereka bersahabat sangat akrab meskipun karakter diantara mereka berbeda satu sama lain. Bebenyit dikenal teman-teman sekolahnya sebagai kelompok yang jail dan senang membuat onar. Tapi untungnya kenakalan mereka masih dalam batas kewajaran.
Enam orang itu punya nama. Nama mereka tidak sembarangan atau mungkin langka lho. Yang pertama sebut saja panggilannya Popok. Tinggi badannya tidak tinggi alias pendek. Tubuhnya kecil dan kurus tak menciutkan semangat dan kerja kerasnya. Sifatnya yang lugu dan polos tidak menghilangkan karakter kekanak-kanakan yang menggemaskan. Bahkan dengan berat hati teman-temannya memberi penghargaan sebagai orang terpolos nomor satu!
Yang kedua dan ketiga adalah Buntet dan Pentul. Kata orang mereka kembar tapi beda produksi. Tinggi badan mereka hampir sama cuma Pentul lebih tinggi satu senti. Buntet orangnya neko-neko, segala hal yang tidak sesuai dengan seleranya akan dikomentari dan dikritiknya dengan pedas. Tipe remaja yang tidak suka dikekang dan suka bereksperimen. Wajahnya blasteran Indo Belanda dan kulitnya yang putih membuat ia paling narsis sendiri diantara teman-teman satu kelompoknya. Apalagi banyak orang yang mengatakan kalau dia mirip dengan artis bernama Arumi bachsin. Sedangkan Pentul tipe orang pemikir, perasa dan penurut. Dia lebih mementingkang prestasi dan perkataan orang tuanya. Maka dari itu dia selalu ranking pertama dikelas. Wih, tepuk tangan!
Selanjutnya Suko. Kalau ada yang suka menonton film Avatar the legend of Aang pasti sangat mengenal nama itu. Yups, betul sekali! Tokoh kartun dengan karakter pemarah, ambisius dan egois lekat dengan kepripadian remaja berwajah jutek ini. Tapi satu kelemahan Suko yang tidak sama di film kartun itu yaitu tidak bisa mengeluarkan api dari tangannya. Ya iyalah!
Pernah dengar istilah jangkis alias jangkung tipis tidak pakai najis? Ini dia orangnya, Welas. Remaja yang satu ini agak sedikit pemdiam dan tertutup. Tidak suka basa-basi alias to the point. Dia tidak akan berbicara kalau dia tidak ingin bicara. Do you know what I mean? Kalau tidak mari acungkan telunjuknya!
Terakhir sedikit ragu untuk memperkenalkannya nih, ayo siapkan kuda-kuda untuk melawan aksi ketua tae kwondo yang tidak pernah lengser ini! Penampilannya yang tomboy dan cara bicara yang kental dengan dialek orang medan sehingga dia dikenal dengan panggilan Batak. Meskipun wajahnya garang tapi hatinya tetap pink alias mellow.
Saat ini mereka masih duduk di bangku SMP kelas 9. Pada bulan-bulan terakhir sekolah mereka semakin akrab dan tak terpisahkan. Kemana-mana berenam seperti bebek yang selalu beriringan. Selalu banyak kekonyolan yang terjadi dalam kebersamaan mereka. Satu hal yang mempersatukan mereka yaitu impian dan semangat untuk sama-sama menggapainya. 
“Guys, kalian mau lanjutin sekolah kemana?” tanya Batak membuka suara.
“Aku disuruh ke Aceh.” jawab Buntet sedikit lesu.
“Mau ngapain ke Aceh? Ohh… pasti mau ikutan perang melawan GAM ya.” ledek Popok santai lalu dihantam lemparan roti dari arah Buntet.
“Kalau kamu Tul mau lanjutin sekolah kemana?”
“Pesantren di Tasik.”
“Kalau aku masih galau antara lanjutin ke farmasi atau keperawatan” sambung Suko memberi jawaban sebelum ditanya.
“Suko mau jadi perawat? emangnya bisa?”
“Lho emangnya kenapa?”
‘Perawat itu harus cantik dan tinggi kayak aku.” ujar Welas diikuti gelak tawa yang lainnya.
“Tinggal si Popok nih yang belum ditanya.”
Bandung Barat Pos edisi 97/10/2013

0 komentar:

Posting Komentar