ilustrasi: Asmarandana |
BEBENYIT ITU
SAHABAT
Seperti biasanya sepulang sekolah
bebenyit berkumpul di basecamp. Bebenyit adalah sekelompok remaja perempuan
beranggotakan enam orang. Mereka bersahabat sangat akrab meskipun karakter
diantara mereka berbeda satu sama lain. Bebenyit dikenal teman-teman sekolahnya
sebagai kelompok yang jail dan senang membuat onar. Tapi untungnya kenakalan
mereka masih dalam batas kewajaran.
Enam orang itu punya nama. Nama
mereka tidak sembarangan atau mungkin langka lho. Yang pertama sebut saja
panggilannya Popok. Tinggi badannya tidak tinggi alias pendek. Tubuhnya kecil
dan kurus tak menciutkan semangat dan kerja kerasnya. Sifatnya yang lugu dan
polos tidak menghilangkan karakter kekanak-kanakan yang menggemaskan. Bahkan
dengan berat hati teman-temannya memberi penghargaan sebagai orang terpolos
nomor satu!
Yang kedua dan ketiga adalah Buntet
dan Pentul. Kata orang mereka kembar tapi beda produksi. Tinggi badan mereka
hampir sama cuma Pentul lebih tinggi satu senti. Buntet orangnya neko-neko,
segala hal yang tidak sesuai dengan seleranya akan dikomentari dan dikritiknya
dengan pedas. Tipe remaja yang tidak suka dikekang dan suka bereksperimen.
Wajahnya blasteran Indo Belanda dan kulitnya yang putih membuat ia paling
narsis sendiri diantara teman-teman satu kelompoknya. Apalagi banyak orang yang
mengatakan kalau dia mirip dengan artis bernama Arumi bachsin. Sedangkan Pentul
tipe orang pemikir, perasa dan penurut. Dia lebih mementingkang prestasi dan
perkataan orang tuanya. Maka dari itu dia selalu ranking pertama dikelas. Wih,
tepuk tangan!
Selanjutnya Suko. Kalau ada yang
suka menonton film Avatar the legend of Aang pasti sangat mengenal nama itu.
Yups, betul sekali! Tokoh kartun dengan karakter pemarah, ambisius dan egois
lekat dengan kepripadian remaja berwajah jutek ini. Tapi satu kelemahan Suko
yang tidak sama di film kartun itu yaitu tidak bisa mengeluarkan api dari
tangannya. Ya iyalah!
Pernah dengar istilah jangkis alias
jangkung tipis tidak pakai najis? Ini dia orangnya, Welas. Remaja yang satu ini
agak sedikit pemdiam dan tertutup. Tidak suka basa-basi alias to the point. Dia
tidak akan berbicara kalau dia tidak ingin bicara. Do you know what I mean?
Kalau tidak mari acungkan telunjuknya!
Terakhir sedikit ragu untuk
memperkenalkannya nih, ayo siapkan kuda-kuda untuk melawan aksi ketua tae
kwondo yang tidak pernah lengser ini! Penampilannya yang tomboy dan cara bicara
yang kental dengan dialek orang medan sehingga dia dikenal dengan panggilan
Batak. Meskipun wajahnya garang tapi hatinya tetap pink alias mellow.
Saat ini mereka masih duduk di
bangku SMP kelas 9. Pada bulan-bulan terakhir sekolah mereka semakin akrab dan
tak terpisahkan. Kemana-mana berenam seperti bebek yang selalu beriringan.
Selalu banyak kekonyolan yang terjadi dalam kebersamaan mereka. Satu hal yang
mempersatukan mereka yaitu impian dan semangat untuk sama-sama
menggapainya.
“Guys, kalian mau lanjutin sekolah
kemana?” tanya Batak membuka suara.
“Aku disuruh ke Aceh.” jawab Buntet
sedikit lesu.
“Mau ngapain ke Aceh? Ohh… pasti mau
ikutan perang melawan GAM ya.” ledek Popok santai lalu dihantam lemparan roti
dari arah Buntet.
“Kalau kamu Tul mau lanjutin sekolah
kemana?”
“Pesantren di Tasik.”
“Kalau aku masih galau antara
lanjutin ke farmasi atau keperawatan” sambung Suko memberi jawaban sebelum
ditanya.
“Suko mau jadi perawat? emangnya
bisa?”
“Lho emangnya kenapa?”
‘Perawat itu harus cantik dan tinggi
kayak aku.” ujar Welas diikuti gelak tawa yang lainnya.
“Tinggal si Popok nih yang belum
ditanya.”
Bandung Barat Pos edisi 97/10/2013
0 komentar:
Posting Komentar