Aku sebut itu hari jum'at yang paling mendebarkan. Bukan mau menghadapi
sidang, bukan. Tetapi berkelahi dengan waktu membuat lelah walau tak
berkeringat.
Tumpukan berkas PSB (Penerimaan Siswa Baru) masih berantakan di atas
meja panitia. Sebagian ada yang sudah dimasukkan ke dalam map sebagian
lagi masih terpecah-pecah. Jam 13.00 WIB aku masih berkutat merapikan
berkas-berkas tersebut: mendata ulang, menceklis kelengkapan admistrasi
dan mengurutkannya sesuai nomor pendaftaran. Alhamdulillah tahun ajaran
ini siswa yang masuk melebihi target, bahkan memang dari tahun ke
tahun ada peningkatan (setidaknya itu yang aku tahu setelah tiga tahun
bekerja disini).
Saat orang lain menikmati jatah liburan: pergi ke pantai,
jalan-jalan, belanja, wisata kuliner. Aku manikmati liburan berteman
dengan kertas-kertas formulir, brosur, buku besar PSB, dan berdebat menu
makan siang dengan sesama rekan panitia (Kecuali bulan ramadhan tidak
meributkan soal makan siang). Jika dinikmati sungguh ada hal luar biasa
yang aku dapatkan. Bertemu dengan siswa baru lulusan berbagai SD bukan
hanya dari daerah yang sama tapi ada yang dari luar kota bahkan ada yang
dari luar pulau. Ada yang datang sendiri ada yang datang diantar orang
tua, guru atau wali. Mereka datang membawa senyum dan cerita. Pada
liburanku kali ini aku tidak menciptakan cerita tapi aku mendapat banyak
cerita. Jika aku tidak mendapatkan apa yang aku suka. Maka aku belajar
menyukai apa yang aku dapat.
'Berkas-berkas itu harus beres hari ini juga biar besok bisa
dibagikan honor' ujar rekan panitia PSB. Tentu saja aku bersemangat
mengerjakannya. Selain itu juga aku sudah benar-benar kenyang dua bulan
lebih disibukkan dengan kegiatan PSB ini. Aku meminta bantuan beberapa
orang untuk mengurutkan berkas-berkas tersebut, tapi saking banyaknya
mereka menyerah. 'Pusing ya bu...' katanya sesekali mengerutkan kening.
Aku hanya bisa tersenyum membalasnya. Tak tega melihat mereka kelelahan
akhirnya aku menyuruh mereka untuk istirahat. Biar aku sendiri yang
melanjutkan pekerjaan itu.
Tahukah, bukan hanya pusing yang aku rasakan, berdebar-debar, gugup
dan panik. Rasanya ingin lari saat itu juga tapi tak kuasa meninggalkan
pekerjaan yang masih menggunung-gunung. Haahh, tapi aku juga tak mungkin
mengabaikan suatu janji yang sudah disepakati untuk bertemu sore ini.
Bagiku itu peluang. Bagiku itu suatu doa yang terjawab. Bagiku itu
keinginan yang tercapai. Dan aku tidak mau mengecewakan pada langkah
awal.
"Huff... Ya Allah ... Bagaimana ini?"
Pening bukan main memikirkan jalan keluarnya.
"Heh... Tos sholat teu acan?!" Sebuah suara mengagetkanku dari arah
pintu. Aku hafal suara itu. Saking hafalnya suara itu pernah suatu
ketika mampir dalam mimpiku, lengkap dengan peci putihnya ia menggebrak
pintu dan mengingatkan sholat. Aku langsung bangun dan ambil air wudhu
karena aku ketiduran sebelum sholat isya.
"Teu acan.." jawabku sambil nyengir kuda.
"Sholat heula!! Engke gawe deui. Ngagugu kana pagawean mah moal anggeus-anggeus.." begitu katanya setiap kali menegurku.
"Siap pak ustad..."
Setelah melirik jam yang sudah lewat 30 menit dari yang terakhir aku lihat aku bergegas menyambar mukena dan berlari ke masjid.
Aku menyelipkan kebingunganku dalam doa selesai sholat. Benar-benar butuh jalan keluar yang terbaik...
Selesai sholat aku kembali menengok jam. Sudah hampir mendekati
sore. Aku berusaha mengusap-usap dada yang deg-degannya tidak karuan.
"Berangkatnya nanti jam tiga aja ah cibogo kan gak jauh dari kantor.
Siapa tahu kerjaan ini udah beres dalam satu jam..." Ucapku sambil
diikuti mengucap basmallah untuk memulai kembali perkerjaanku.
Satu jam berlalu pekerjaanku belum selesai juga...
"Haduuuhh... Gimana ini? Setengah jam lagi beres kali ya... Janjinya kan jam 4. Cibogo masih bisa disusul setengah jam."
"Tapi..... Gimana kalau angkotnya ngetem? Kalau jalanan macet? Bisa telat...." pikirku kedua kalinya.
"Hah! Aku bisa menyelesaikannya besok pagi. Kalau harus berangkat
subuh-subuh pun gak apa-apa asalkan aku tak kehilangan kesempatan ini."
Akhirnya aku menyambar tas yang tergeletak di atas kursi. Mencabut
sambungan charger dari stopkontak dan HP, lalu aku menyalakan HP
mengecek beberapa pesan masuk.
Tahukah apa yang aku dapati detik itu. Sebuah pesan:
"Neng, punten kayaknya sore ini gak jadi ketemu soalnya mendadak Ibu
dan Trisya harus ke Bandung. Kalau bisa besok aja kita ketemunya untuk
ngobrol jadwal Les. Itu pun kalau Neng gak sibuk.. Hatur nuhun."
Bisa ditebak apa yang aku lakukan saat itu? Ya, tentu saja, bersorak. Horeeeeeeeeee........
Tapi tunggu dulu... Ada yang masih bergetar mengetuk hati. Aku mengecek waktu penerimaan sms itu. 14.11 WIB !!!!!!!!!
"Subhanallah.... Alhamdulillah..... Segala puji bagiMu ya Allah....."
Aku menyelesaikan pekerjaanku sore itu ditemani senyum yang tak
lepas dari bibirku. Sesekali menghela nafas yang terasa begitu nikmat.
Takjub! Bagiku terasa berat memutuskan tapi bagi Allah begitu mudahnya
memberi jalan.
Siapapun pernah kebingungan...
Pernah pusing tujuh keliling...
Sampai tak ada satupun cara yang nyangkut diotak...
Buntu...
Tahukah, sekarang apa yang aku ingat..
'Saat kebingungan Allah tak menyuruh untuk memikirkan jalan keluar sampai penat. Allah hanya menyuruh sabar dan sholat.'
Sudah seharusnya jangan bilang ini sebuah kebetulan. Kalau masih
menganggapnya demikian coba pikir ulang. Ini adalah rencana yang tak
pernah terduga. Bukannya terkadang senang jika diberi kejutan?
^_^
*Moment tanggal 12 Juli 2013
Rabu, 11 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar