Rabu, 11 Desember 2013

AKU MENCINTAI SEPI

Edit Posted by with No comments
Jika karena hanya satu hal: aku akan mencari banyak alasan untuk tetap tinggal.
Kalau dua atau tiga hal: aku akan mencari cara untuk tetap bertahan.

Tetapi, walau banyak hal telah melampaui batas sabar, setidaknya aku masih punya satu alasan satu cara: Diam.

Sudah aku bilang aku sangat mencintai sepi. Sampai-sampai aku merasa saudara kembar dengannya.

Aku bisa bertahan dalam diam yang cukup lama, berteman dengan detak jantung dan helaan nafas. Duduk diatas rumput hijau sesaat mematung sekadar menikmati kehadiran angin: memejamkan mata merasakan ia membelai kulit, mendengarkan siutnya, menyaksikan ia tatkala menggugurkan daun kering lalu menerbangkannya hingga perlahan jatuh menyentuh tanah. Teduh. Angin itu tidak terlihat tidak bisa dipegang. Namun ia mengabarkan bahwa selalu ada yang memperhatikan dari arah tak berhingga.

Atau duduk berlama-lama di atas hamparan sajadah, menenggelamkan wajah, hanya sanggup tangan yang bertengadah. Tak ada suara. Diam. Sepi. Tapi tahukah ada yang sedang bergemuruh, ada yang sedang merintih sakit, ada yang sedang menangis sesenggukan, ada yang sedang menjerit, ada yang sedang meminta tolong, ada yang sedang mengadu, ada yang sedang bercerita panjang lebar. Biarpun terpendam sesungguhnya ada yang mendengar ada yang memahami ada yang merindu untuk lebih dekat. Ia mengingatkan lewat sabar.

Tak ada tempat yang nyaman sampai aku temukan sepi. Bahkan setelah mengusap air mata sebab menahan sesak, sebab tak ingin membalas, sebab aku tersenyum dalam bungkam, sebab menerimanya pasrah. Aku tak ingin menyakiti sebab disakiti itu tak enak rasanya. Biarpun tak ada yang bisa mengerti tetapi wahai ada yang selalu merangkul penuh kasih. Ia membisik ke dalam hati supaya ikhlas. Sesekali tengok saja ke langit rasakan sensasi tatkala bulir-bulir air jatuh diwajah. Membentangkan tangan dan menghirup udara sebanyak-banyaknya hingga memenuhi ruang dada. Lega. Langit memberitahu bahwa selalu ada yang menaungi selalu ada yang melindungi tanpa batas.

Siapapun tahu matahari, bintang besar yang bersinar di siang hari. Dan tahukah ada yang mengeluhkan teriknya yang menyengat. Menyeka keringat sambil mengumpat. Lupa, suatu waktu pernah juga memuji keindahannya bersamaan dengan suara debur ombar, semilir angin, dan jari-jari kaki yang digelitiki pasir pantai. Mata dimanjakan oleh semburat senja. Lalu menghabiskan sisa waktu untuk memperhatikannya lamat-lamat hingga ia terbenam di barat. Bahkan saat musim hujan begitu deras dan dingin menusuk-nusuk kulit, saat ia tak nampak pun begitu dirindukan hangatnya. Apa saja bisa dikeluhkan apa saja bisa tak sesuai keinginan apa saja bisa mengecewakan jika tak menerima dengan lapang dan syukur. Ah, sesungguhnya pergantian musim itu menyadarkan atas kealfaan bahwa ada yang mengatur ada yang mengetahui yang terbaik ada yang mencukupi kebutuhan.

Sebenarnya aku ingin berteriak tapi apa daya suara tersekat dikerongkongan. Aku ingin marah-marah, mencaci-maki, menyalahkan keadaan, memuntahkan kekesalan dan kejengkelan, tetapi hei saat semua sudah terlewat aku akan menertawakan kebodohan itu. Saat sepi menyatu dalam ruh, saat ada yang menyelam sampai ke dasar sukma, saat tanya seperti anak panah yang menancap tepat di dada. Hanya sebersit luka perihnya pun melenguh. Berapa banyak berbuat salah, berapa kali telah lalai & lupa pun selalu ada yang menerima dengan tangan terbuka, selalu bersedia memaafkan. Tak pernah hitung-hitungan dalam memberi, tak pernah lelah untuk menjaga, tak pernah membenci saat kembali.

Namun, tidakkah malu jika harus berkali-kali mengulang kesalahan. Jangan terus-menerus mengharap ampunan. Karena suatu saat balasannya pun berlipat-lipat...

Bayangkan bagaimana jika esok matahari terbit di barat? Hujan angin menjadi badai? Hanya bisa menumpuk sesal!

Pada akhirnya aku tahu, tak selamanya diam itu pilihan bijaksana, terkadang harus bicara menggunakan hati agar lawan bicara mau mendengar, paham dan mengerti.

25-Agustus-2013 'Aku sedang berkontemplasi... '

0 komentar:

Posting Komentar