Kalian tahu Cipongkor? Kasihan deh yg cuma tahu nama aja. Tapi lebih kasihan aku yg 13th tinggal di Batujajar, baru tahu kalau Cipongkor itu jauh. Jauh banget. Sumpah. Melewati gunung-gunung, sungai Citarum, jalan berbelok-belok, tanjakan-pudunan, ah kayak ninja Hatori pokoknya. Waktu tempuh Batujajar-Cipongkor dengan mengendarai motor 1,5 jam (itupun dgn kecepatan motor yg di atas angin alias asa dibawa ngapung). Soalnya kurang seru naik motor dengan melewati trek yg aduhai kalau jalannya kayak bebek.
Sesampainya kita di Desa Karang Sari, Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, mataku berkaca-kaca. Banyak sebabnya, bermula takjub melihat pemandangan yang begitu asri dikelilingi pegunungan, pohon-pohon tumbuh menghijau, udara sejuk yang menyehatkan, dan awan putih yang bergumul di langit cerah. Tapi sebab utama yg membuat aku ingin menangis adalah perasaan mendalam ingat kampung halaman, Desa Tambak Rejo, Bengkulu Utara. Terlebih ketika aku diajak masuk ke dalam saung berdinding anyaman bambu dan beralas papan yang berdiri kokoh di atas empang. Terdengar jelas siut angin ditingkahi gemericik air yang mengalir dari mata air pegunungan, suara alami yg lebih romantis dari nada-nada melodi yang indah. Tiba-tiba kilatan cahaya mengerjap di langit menyerupai blitz kamera. Disusul gemuruh angin. Tak lama kemudian hujan menambah suasana melankolis sore itu.
Akhirnya, karena merasa lapar kita pun makan. Eh lupa, kita ke
Cipongkor bukan cuma buat menikmati pemandangan sambil makan-makan lho.
Niat kita tulus dan ikhlas mau mengerjakan tugas kelompok sambil
silaturahmi setelah dua minggu lalu mereka yg silaturahmi ke rumahku.
Mau tahu cerita kami mengerjakan tugas? Begini ceritanya: satu jam
menghafal gerakan senam aerobik yg durasinya sepanjang 6 lagu dangdut.
Satu jam kemudian gladiresik. Satu org ada yg bertugas merekamnya dengan
tujuan bisa mengingat gerakan dari menonton rekaman itu. Lagu beres dan
gerakan pun lancar. Tiba-tiba, teman yg bertugas merekam bilang begini,
"naha kamera teh tombol on na teu hurung. Dipareman teh kalahka disada.
Durasina karek jalan. Berarti titadi teh teu ngarekamnya." (udah we
ceritanya segitu aja tamat, nyeri hate tapi bodor kacida) Hahaaa...
#Diaryhariini #GerakanIndonesiaMenulis
09 Desember 2015,
Terima kasih untuk senyuman yg menginspirasi.
#Diaryhariini #GerakanIndonesiaMenulis
09 Desember 2015,
Terima kasih untuk senyuman yg menginspirasi.
0 komentar:
Posting Komentar