Kamis, 26 Desember 2013

Masuk 50 besar event Tulis Nusantara

Edit Posted by with No comments
Alhamdulillah biarpun tidak lolos, tapi masuk 50 besar dalan lomba ini sangat menakjubkan. Ada ratusan bahkan ribuan naskah yang masuk. Sudah tentunya itu keren-keren. Dilihat namanya juga bukan sembarang. Ada Mba Sinta Yudisia, seorang novelis sekaligus ketua FLP Pusat. Subhanallah.... Mari semangat belajar dan terus mencoba!

50 nominasi pemenang untuk kategori nonfiksi

Cerpen "BEBENYIT ITU SAHABAT" masuk koran!

Edit Posted by with 2 comments

 




 Bismillah semoga ini menjadi langkah awal.... ^_^)9
TERBIT PERTAMA
Bandung Barat Pos Edisi 097
 TERBIT KEDUA

Bandung Barat Pos Edisi 098

Go Write and Shine - Darwis Tere Liye

Edit Posted by with No comments
"Menggurat Pena Mengukir Rasa" 
04 Mei 2013 di UNISBA 
Manusia modern menulis10.000 kata per hari. Ketika kalian menyukai menulis dan mulai menulis kalian bisa menaklukkan genre apapun. Menulis agar memberi manfaat bagi orang lain. 
1. Tentukan sudut pandang yang spesial. Caranya banyak berfikir kreatif. 
2. Menulis membutuhkan amunisi. Isi kepala tidak hanya sekadar banyak membaca tetapi harus diikuti dengan riset. Lengkapi amunisi dengan hal-hal yang detail. Ketika amunisi terisi kalian bisa mulai dari mana saja. 
3, Memulai itu mudah, gaya bahasanya kebiasaan dan menyelesaikannya lebih mudah. Jika saat memulai buntu maka paksakan, apapun gaya bahasanya sama. Penyakit penulis sering bermain-main dengan kalimat Gunakan kalimat yang pendek. 
4 Tidak ada tulisan yang baik atau tulisan yang buruk. Yang ada relevan atau tidak dengan pembaca. 
5. Ala karena terbiasa. Kiat menulisnya adalah dengan cara mulai menulis dengan banyak latihan. 

"Kalau kalian suka menulis maka biasakan menulis."
DARWIS TERE LIYE (penulis novel bestseller: Hafalan sholat Delisa, bidadari2 surga,etc)

Rabu, 25 Desember 2013

Hikmah

Edit Posted by with No comments
Kejadian itu sudah beberapa tahun yang lalu, bahkan hampir lupa kalau tak diingatkan oleh kabar berita tentang-nya...

"Ktika gadis kecil itu menangis tersenggal menahan sakit dihati, dijadikan kambing hitam, disalahkan bertubi-tubi...

Yg dpt ia lakukan hanya DIAM...

Seraya tak henti menyebut AsmaNya dlm sakit. 'Allah.. Allah... Aku tak seperti apa yg mereka nilai.'

Tak ada yg bs bantu menjelaskan,, tak ada yg bs tolong membela,, tak ada yg bs sekedar menenangkan.. Benar-benar dlm kesendirian...

Cukup Allah. Hanya Allah... Entahlah, Sebab itu sampai sekarang Diam adalah sikap yang paling menenangkan... Tak perduli penilaian orang...

Karena terkadang akan sia-sia membela diri, menjelaskan kepada orang yang tidak mau mengerti...

Tak kuasa membalas, sekedar menjelaskan tak mampu... Hanya Allah jadi Pelindung ..

Bertahun-tahun bertahan menyikapi dalam diam...Semoga hati dan lisan ini ttp trjaga... Maafkan, bila karena tersakiti diri ini mnjdi buruk...

Diri ini tak pernah merasa sempurna. Tak pernah merasa cantik karna fisik, merasa indah karna akhlak....

Selalu saja ada yg cacat dimata manusia, dinilai buruk karena byk lain hal.. Namun slalu berusaha menjadi baik karenaMu ya Rabb...

Sampai sekarang terbukti betapa Allah adalah Hakim yg seadil-adilnya. Biar tak terucap dlm lisan, betapa IA mengerti dan memahami. Arrahman Arrahiim.

Sampai berita itu terdengar di telingaku, Rencana Allah tak ada yang kebetulan...

Semoga jadi kifarat.. Pelebur dosa... Allah Maha Baik dan Tak pernah aniaya"

...........................................

~ Semoga 'kamu' dapat melewati Ujianmu dalam sabar,, Ujian yg belum tentu aku dapat setegar kamu jika dalam posisimu...

Wassta'iinnu bisshabri wasshalaati ..

IKHLAS

Edit Posted by with No comments
"Terkadang kita butuh berpura-pura untuk bahagia. Teruslah berpura-pura sampai akhirnya kita lupa sedang berpura-puraa... Bahagia itu mengalir seperti air bergelombang seperti ombak...

Berusaha bahagia jika melihat dia bahagia walaupun pada akhirnya lebih bahagia jika alasan dia bahagia adalah kita"

Dear tetanggaku yang Kepo

Edit Posted by with No comments
Saya memang tak pernah meminjam speaker masjid untuk ku beritakan, "Saya kerja dua sift. Pagi dan siang. Sehingga setiap hari saya hrus plg sore. Saya kuliah kelas karyawan yang setiap minggu harus tetap berangkat mencari ilmu karena saya pengen maju." Tak mungkin saya lakukan itu. Saya hanya menjalani hidup saya. Menikmati hidup saya. Saya tak pernah mau ikut campur kehidupan orang lain. Maka jangan usik saya karena saya tak pernah merepotkan anda! Memang hidup harus bersosialisasi.. Tapi kan ada batasannya! Jika ingin dihargai maka belajarlah menghargai orang lain dulu.

Saya memang tak pernah mengklarifikasi di surat kabar apapun. "Saya punya kegiatan di kota ini di kota itu. Saya ingin punya byk teman dan pengalaman. Terkadang saya harus pulang malam karna terjebak waktu dan jarak." Tak perlu juga saya sebutkan semua. Saya masih punya iman. Saya tahu mana yang baik mana yang buruk. Allah bersama saya setiap detik. Dia Melihat apa saja yang saya kerjakan. Walau sesulit apapun keadaan ekonomi keluarga saya: Tak mungkin saya jual diri!!!

Wahai orang tua, Kamu adalah perempuan, saya perempuan (anak dari seorang perempuan baik-baik), Kamu pun pasti memiliki anak perempuan, bukan? Jaga ucapanmu, jaga sikapmu jangan semena-mena. Aku memang diam, aku memang tak bisa membalas secara langsung. Aku menghormatimu seperti aku menghormati ibuku. Kalau ini terdengar oleh ibuku tak terbayang seperti apa sakit hati beliau. Lalu tidakkah kamu berpikir jika ini terjadi pada anakmu, bagaimana perasaanmu?! Ataukah memang kamu tidak punya hati untuk merasa, tidak punya otak untuk berfikir???? Aku punya mulut, kadang kalau terlalu sakit kuadukan semua perlakuanmu pada Tuhanku! Kamu tahu KARMA?! Tuhanku itu Maha Berkehendak lho...!

Ibuku bilang ucapan adalah doa. Jika nanti ucapan menyakitkan darimu tak pernah terbukti padaku, maka jangan salahkan jika ucapan burukmu itu justru adalah doa untuk anakmu.

-Pagi yang mendung 091212 ~

Membiru Laut

Edit Posted by with No comments
Semburat sinar mentari
Semilir angin ditingkahi debur ombak Biru langit membiru laut
Gelitik hati mendecak

K
amu jangan jauh-jauh
Aku punya cerita tentang laut
Lebih dekat
Biar aku bisikan ke dalam hatimu
Hah, tapi kau tinggallah banyang

Waktu semakin menua
Senja kehilangan merahnya

Meninggalkan pantai
Meninggalkan jejak dipasir yang tersapu ombak
Deburnya pun melambai perlahan
Laut yang bijak menyimpan banyak cerita lama
Biar aku pergi lebih jauh darimu
Melangkan kaki menyeret cerita dalam kenang

Pantai Batu Karas, 14 April 2013


MOVE ON

Edit Posted by with No comments
Mendapat sapaan darimu tak lagi buatku tersipu malu
Mendengar suaramu tak lagi bergetar aneh jantungku
Tak lagi aku berharap cemas menunggu kabarmu
Tak lagi aku deg-degan ketika berpapasan denganmu

Rasa aneh itu tlah hilang...

Tak lagi kusebut namamu dalam doaku,
Bukan karena ku membencimu
Tapi aku lupa cara menyebut namamu dalam tangis dan senyumku.

Dulu aku belajar untuk mengatakan 'tidak'
Butuh waktu lama agar fasih lidah ini mengeja

Tidak untuk setiap kata yang keluar dari mulutku itu bercerita tentang kamu.
Tidak untuk setiap yang kudengar di telingaku itu kabar tentangmu.
Tidak untuk sejauh mata memandang itu sosok dirimu.
Ya, karna pikiranku bertekad untuk melupakanmu

Ngaca Diri, Ngaji Hati

Edit Posted by with No comments
Sudah terlewat oktober tahun ketiga aku bertahan disini. Kalau ditanya betah atau tidak, jawabnya sangat meragukan "Betah sihh, tapiii...." Ada hal yang membuat sangat berat hati untuk meninggalkan, tapi banyak hal pula yang terkadang ingin lepas.

Karena terlanjur maka lebih baik untuk lanjut. Mungkin akan lain lagi ceritanya kalau tidak menjawab iya ketika diberikan sebuah pertanyaan yang pilihannya hanya iya atau tidak. Memang setiap manusia ceroboh pada waktu. "Kenapa tidak dari dulu? Kenapa baru kepikiran sekarang?" Hahh... Tapi yaa sudah jalani saja kalau memang sudah ini takdirnya.

Beratnya harus meninggalkan suatu keinginan yang terkabul dalam doa. Jawaban atas kesusahan, kebingungan, sempit untuk berfikir dan bertindak setelah lelah mencari.

Berat juga untuk melepas sesuatu yang mungkin jarang atau tidak akan ditemui ditempat lain. Karena yang dicari di dunia ini bukan hanya materi atau segala yang mengenyangkan lahiriyah nya saja. Kalau berpatok pada finansial yang didapat memang jauh untuk mencapai kata mencukupi. Tapi pernahkah kamu merasa asyik dengan obrolan ringan bersama orang-orang disekitarmu? Dari satu pertanyaan kecil yang membuka pikiranmu untuk mengerti dunia dan akhiratmu. Itulah ilmu. Berkah atas hasil yang didapat meski tidak mencukupi tapi selalu ada jalan untuk menutupi kekurangan.

Akan tetapi disamping rasa nyaman ada hal yang membuat gemas menahan kepalan tangan kuat-kuat dan pada akhirnya yang keluar hanya air mata sebagai bentuk protes pada keadaan. Hal yang mengatasnamakan idealis, perfectionis, agamis, materialistis, Senioritas dan segala macam ke-isme-an lainnya.

Orang lain mungkin menjaga harga diri dan nama baik itu jauh lebih penting diatas segalanya. Sedang aku ingin melakukan itu tak bisa. Bukan untuk menyerah pada keadaan tapi justru untuk menyelamatkannya. Kalau pertanyaannya pernahkah kamu makan hati dalam urusan pekerjaanmu? Pernahkah kamu menangis karena pekerjaanmu? Mungkin orang lain juga mengalaminya. Bukan aku saja. Tapi faktanya bukan pekerjaannya yang menyebabkan itu semua. Justru keadaan orang-orang sekitar yang pada akhirnya dihadapkan pada dua pilihan "menyerah atau bertahan".

Kalau pilihannya menyerah karena alasan "makan hati dan menangis" sudah kulakukan sejak tahun pertama. Mulut-mulut usil yang menyakitkan yang bisanya mengomentari dan mengkritik tapi tidak ngaca diri. Memberi saran yang kesannya memaksa. Canda-candaan yang bukan pada tempatnya. Merasa lebih tahu lebih faham lebih mengerti sehingga merasa tak perlu mendengar suara-suara sumbang lainnya. Mengandalkan nama besar atau jabatan sehingga aturan hanya miliknya.

Waktu membawa perubahan yang membuat aku semakin tahu. Urusan dosa lebih baik kita nafsi-nafsi saja. Karena untuk memberontak aku cukup berteriak dalam hati. Tak ada telinga yang siap mendengar keluh kesahku dan tak ada waktu untuk sekedar mendengarkan pendapat dan penjelasan dari orang yang tidak mengerti sepertiku. Mereka terlalu sibuk dengan urusannya, dengan visi dan misinya sendiri.
Pernah aku coba membantu tapi ujungnya SALAH BESAR!
Aku bungkam dan terus berjalan...

Orang Di Balik Layar

Edit Posted by with No comments
Anda mencari keadilan? Bukan disini tempatnya!
Anda ingin ikhlas beramal? Selamat anda menemukan pintu yang tepat!

Bukan seberapa banyak waktu yang anda korbankan, bukan apa saja yang telah anda kerjakan, bukan lelah anda, bukan keringat anda, bukan dedikasi anda, tapi apa jabatan anda?

Jika adil adalah lima ditambah lima, dua ditambah delapan, tiga ditambah tujuh, empat ditambah enam maka hasilnya sepuluh. Tetap sama walaupun bilangannya berbeda. Tetapi nol tidak akan menemukan sepuluh jika tidak ada nilai tambahnya.

Aaahh, tapi anda tak usah khawatir. Disini adil itu sama rata.

Puisi

Edit Posted by with No comments
Kawanan ombak selalu berlomba untuk mencapai pasir yang lebih tinggi, namun tetap selalu kembali lagi ke lautan. Dan mencobanya lagii
Senja kemerahan selalu indah di ufuk barat, namun ia selalu hilang ditelan malam. Dan datang lagi

Rintik hujan selalu membuat kuyup, namun ia melukis pelangi.

Embun mengering setiap kali terbitnya mentari, namun ia menyejukkan pagi.

Aku hanya ingin menyenangkanmu, maaf bila caraku salah atau tak sesuai keinginanmu. Diluar segalanya, semua kembali pada awal kalimat ini :)"