Jumat, 25 Desember 2015

DRAMATISASIPUISI "KASIDAH RUMPUT"

Edit Posted by with No comments
 
DRAMATISASIPUISI "KASIDAH RUMPUT"
 
KASIDAH RUMPUT
PART 1

Rumput-rumput itu menggeliat diteriki panas matahari
tangkai-tangkai dan daun-daunnya kurus merana

Ilahi…

dendang sekelompok rumput-rumput di pinggiran jalan
setapak menuju sebuah mesjid. Rumput-rumput lain mendengar
dengan kagum menangkap kesyahduan suara

Ilahi…
dengarlah kasidah kami
kami rumput-rumput yang tumbuh sia-sia dan kerdil
adakah berguna dalam sitem PenciptaanMu, ya Ilahi..?

Tuhan tak menjawab dengan kata-kata

Ilahi …
dengarlah kasidah kami
dapatkah kami menjelmakan menjadi mawar atau melati
kami ingin menaikkan martabat diri?
Suara itu mengalir sunyi

Ilahi……



PART 2
Terdengar pula alunan lagu rumput-rumput yang tumbuh di sela-sela batu

Bertahun-tahun kami mereguk waktu
di tempat kering ini,
adakah kesempatan bagi kami untuk menikmati tanah
gembur dan terhindar dari terik sepanas ini

Angin mendesir melintasi hamparan rumput

Ilahi…

Berkali-kali rumput-rumput itu bersama-sama menyeru Tuhan dalam lagunya, berkali-kali angin mendesir menyapu hamparan rumput dan batu-batu, berkali-kali angin menerbangkan debu-debu

Ilahi….. ( Koor panjang dan syahdu)




PART 3
Ilahi
adakah masih kami bersangkut paut dengan dosa-dosa kami selama ini: amal kami tak seberapa, tapi dosa kami tak terhitung banyaknya?

Rumput-rumput itu terkini menangis dengan lagunya.

Ilahi………………….. ‘abdukal ‘ashi……..
Kami pasrah,
 maka limpahkanlah Taufiq dan Hidayah-Mu
Ya ilahi….., kami hambaMu yang maksiat………..!

Angin berhenti ditingkahi lagu
Lagu yang getir
Ialah kasidah taubat rumput-tumput

Ilahi……..

Ilahi…………… ‘abdukal ‘ash……………… ataak!
Kamilah rumput-rumput yang berdosa
Berpaling dariMu dan kini datang padaMu
Adakah engkau saksikan betapa getir perjalan spiritual kami? Sangat ingin kami menikmati kelezatan tarikat para wali yang sesungguhnya kami yakini, tapi sangat kami hindari



PART 4
Rumput-rumput itu menangis tanpa air mata tapi sedihnya tiada terkira

Matahari yang panasnya tidak kepalang tak kuasa lagi menyaksikan dan teriknya mulai berkurang,
menyembunyikan wajahnya dibalik awan.

wa ‘umri ….
wa ‘umri ….naqishun
fi kulli yauum
wa dzanbi….
wa dzanbi haizun
kaifahtimali…
usia kami, usia kami …..
dosa kami, dosa kami…..
tak kuasa lagi kami menanggungnya ya Ilahi…






PART 5

Udara  kini sejuk sekali
sekelompok mawar tangkai-tangkai dan bunga-bunganya bergoyang-goyang, seekor kupu-kupu, sayapnya indah terbang mengitari lalu hinggap pada kelopak dan mengecup putik sari,
berkali-kali,
terbang lagi berputar-putar dan mengitari

“Wahai mawar pujaan”
Suara kupu-kupu itu merayu dan amat syahdu
mawar itu diam mendengarkan memandang kupu-kupu itu dengan khusyuk.
“Wahai mawar pujaan,
bunga-bunga yang indah tiada terkira, kalian pujaanku!
sungguh aku tertawan oleh harum kalian,  tapi aku belum mendengar suara kalian.
kni saatnya kalian menyeru”

Mawar itu bergoyang-goyang
menebak-nebak siapa yang datang
Hanya seekor kupu-kupu, tapi bulu-bulunya betapa indah dan suaranya betapa menggugah”




PART 6

mawar-mawar itu tak henti-henti menggoyang-goyangkan tangkainya. dan berdzikir
Laihaha  illallah
Laihaha  illallah
Laihaha  illallah
 “Wahai Sahabat.”  mawar-mawar itu berseru.
dan rumput-rumput yang sejak tadi terdiam dan tak mengerti apa yang sedang terjadi, kini sadar.
Merekalah yang diseur.
Wahai sahabat.” mawar itu berseru berkali-kali.

Ya.” jawab rumput-rumput
Telah kami dengar kasidah dan tangis kalian.”
Ya kami bertaubat.”

Mawar-mawar itu menahan keharuan, nafasnya tersumbat kesedihan.
Wahai…” suara itu serak dan tersedat
“kalian kini bersujudlah dan menangis bersama kami!”


PART 7
Mawar-mawar itu bersujud dan menangis
Rumput-rumput bersujud dan menangis
Rumput-rumput di batu,
Rumput-rumput di jalanan,
semua,
semua bersujud
bersujud dan menangis,
subhanallah wabihamdihi
subhanallahil ‘adzim

subhanallah wabihamdihi                    (koor panjang dan menggema)
subhanallahil ‘adzim








PART 8
Tiba-tiba angin bertiup kencang sekali
menerbangkan debu-debu
menerpa batu-batu
rumput-rumput tercerabut dan diterbangkan
mawar-mawar tercerabut dan diterbangkan
tapi dzikir malah semakin menjadi:
“subhanallah wabihamdihi
subhanallahil ‘adzim
subhanallah wabihamdihi        
subhanallahil ‘adzim”

Angin reda
mawar dan rumput tegak dari sujud dan terperangah
“Hasbiyallah, apa yang terjadi?”
Mereka sama sekali tidak mengerti

Belum lagi mereka sadar benar,
dari sebuah ruang yang gelap dan sunyi
mengalirlah bau dan harum kesturi
dan gelap itu pun kini meledakkan cahaya
Cahaya!
Cahaya taubat rumput-tumput
Ilahi, Ilahi……………………………………

BBF ( Banci Banci Funky ) Episode 2

Edit Posted by with No comments


kalau setelah ini anda mengidap penasaran akut jangan salahkan saya, sebab belum sempat saya nge-save cerita ini sampai tamat si mpunya udah menonaktifkan facebook. Katanya beberapa faktor alasan dia tidak mau lagi menggunakan facebook (jangan mikir saya terlibat di dalamnya ya. jahat!) yang baik itu mendoakan aja: pray for FB Nesa Intan Monasa.
 BBF ( Banci Banci Funky ) Episode 2
Gak mau kalah sama sinetron cinta pitri. cerita ini pun ber episode. Sampai kemana yah kemaren? kalo gak salaaahhh... 
Randi   : “Permisi”
itu kan yah ??? Okey deh, tarik maaangg !!!
Randi   : “Permisi”
            Di tengah porak poranda itu ada orang yg tiba-tiba bilang permisi sama kita. Gue curiga tuh anak nanyain WC dimana sama kita. Tapi kayaknya enggak deh, dia bawa makanan di tangannya. Apa dia mau bagi-bagi makanan sama kita ? Apa karena dia lihat muka gue yg bagitu melarat ?
Randi   : “Boleh gak aku ikut duduk disini ?”
            Gue dan yg lainnya memperhatikan sekitar. Nih, orang aneh banget. Ngapain mau numpang-numpang ke kita ? Padahal meja yg lainnya masih banyak yg kosong.
Randi   : “Aku Randi dari kelas X-5, aku pengen ikut gabung sama kalian. Boleh kan ?”
Nesa    : “Boleh ! Caranya gampang kok, tinggal ketik REG spasi GABUNG kirim ke 9345. SMS yg kamu dapet, langsung dari handphoneku !”
            (BLEDAGHH !! DZIIGGGHH !! DBUAAAARRR !! BLAAAMMM !! POWWW !!)
            Semuanya menjawab dengan mengangguk. Kita tambah heran aja sama anak ini, mau-maunya ikut gabung sama kita. Gak tahu apa kalau kita ini adalah kehidupan lembah hitam ?
            Tanpa kita persilahkan duduk terlebih dahulu, dia langsung menempati kursi yg emang nyisa satu. Tanpa basa-basi, dia langsung melahap makanan yg dia bawa itu. Berarti firasat gue salah besar, mana ada yah orang yg mau ngasih makanan sama gue. Kayaknya dia sadar, kalau dari tadi manusia-manusia didepannya ngeliatin dia sambil celangap dengan mata tanpa mengedip.
Randi   : “Maaf, aku laper”
Eza      : “Iya, silakan diterusin makannya”
            Setelah di persilahkan, dia langsung nerusin makannya lagi. Tuh anak kelaparan kali yah ? Gue berpikir dia itu salah satu korban penculikan sadis. Gue jadi berniat untuk mengintrogasi orang ini, takutnya kalau bener dia korban penculikan. Kita deh yg dituduh jadi tersangka, karena berat diakui muka-muka kita itu ada kemiripannya sama copet. Gak deng, muka-muka kita itu manis gerimis mengundang badai.
Randi   : “Euughh (teurab bahasa indonesiana naon ?) !!! Ups, maaf”
Sam     : “(Jorok pisan lah ieu budak. Dikirain manusia yg jorok cuman si Nesa doang, ternyata ada juga sekutunya)”
Nesa    : “(Parahan mana yah gue sama dia ?)”
Eza      : “(Menjijikan sekali)”
Uli       : “(Aneh)”
Randi   : “Emmmhhh, kok kalian diem aja sih ?”
All       : “______”
Randi   : “Maaf kalau aku bikin aneh kalian”
All       : “Enggak kok !!!”
Randi   : “Kalian jangan jadi ikutan aneh juga dong, hehe. Dari pertama aku masuk sekolah ini, aku gak punya temen terus. Gak tahu kenapa, susah banget buat beradaptasi sama orang-orang disini. Padahal, waktu aku tinggal di Paris, aku bisa bergaul (belum termasuk digauli) sama siapapun”
Nesa    : “Paris ?!! Waaaaaa, kamu pernah tinggal disana ?”
Randi   : “Dari umur 6 tahun aku udah tinggal disana, baru tahun ini aku balik lagi ke Indonesia”
Sam     : “Kenapa pindah lagi ke Indonesia ?”
Randi   : “Ceritanya panjang, aku takut kalian gak mau denger”
Uli       : “Ceritain aja, kita pasti dengerin kok ! Iya kan ? (Yg lainnya mengangguk walau dalam hati mengutuk)”
Randi   : “Waktu aku berumur 6 tahun, ayahku diangkat menjadi kedutaan besar Indonesia di Prancis. Berarti, mau gak mau seluruh keluarganya juga harus ikut pindah. Aku punya kakak perempuan, umurnya baru 20 tahun. Dia termasuk anak yg cerdas, semasa sekolahnya selalu dapat prestasi terutama di dalam bidang akademik. Ayah bangga banget punya anak kayak dia, tapi sama aku beda lagi. Aku bukan anak yg cerdas kayak kakak, seberusahanya aku belajar dengan keras, aku gak pernah bisa berhasil mendapat nilai sempurna. Kalau kalian jadi aku, gimana perasaan kalian ?”
Nesa    : “Stress”
Randi   : “Memang itu yg aku rasain. Aku selalu berusaha menjadi yg terbaik, tapi aku selalu merasa gagal karena cacian ayahku. Sampai akhirnya, aku bener-bener gak peduli sama nilai dan pelajaran. Aku lampiasin semuanya ke musik, aku gabung sama temen-temen sekolahku dalam sebuah band. Aku bersyukur, aku punya kemampuan main piano. Jadi, walaupun aku baru di band itu, tapi aku udah bisa ngambil posisi. Suatu hari, band kita ikut kompetisi terbesar se-Eropa. Di kompetisi itu, kita berhasil mendapat juara umum disemua kategori. Aku begitu bangga dengan semua itu, dan aku berniat memberitahukan ini pada ayah, ibu dan kakakku. Setelah aku menceritakannya, tidak sesuai dengan apa yg aku bayangkan”
Uli       : “Mereka gak suka ?”
Randi   : “Bukan mereka, hanya ayah aku saja. Seminggu lagi adalah ujian kelulusan. Aku diancam untuk mendapat nilai 100 disemua mata pelajaran, kalau tidak aku harus kembali ke Indonesia sendirian dan otomatis aku juga harus meninggalkan band aku itu”
Eza      : “Kamu gak dapet 100 di ujian yah ?”
Randi   : “Pastinya lah, bagaimana bisa aku dapet nilai 100 dengan perasaan dan pikiran yg tertekan. Sebenernya, aku masih belum terima dengan semua ini. Tapi untungnya, aku masih punya kakek dan nenek yg sayang sama aku. Aku selalu merasa nyaman bila dekat dengan mereka”
Sam     : “Aku jadi sedih denger cerita kamu Ran, kayak film india”
Nesa    : “Iya bener Sam, ternyata kehidupan anak orang kaya gak selamanya bahagia yah ?”
Uli       : “Ssssttt, gak usah ngomong deh lo pade. Malah namabahin masalah aja buat dia”
Randi   : “Gak apa-apa kok, santai aja. Malah, itu yg bikin aku tertarik pengen temenan sama kalian. Kalian itu aneh, hehehe”
All       : “(Kita aneh, lu apa ?)”
Randi   : “Baru kali ini, aku berani menceritakan kehidupanku terutama keluargaku sama orang yg belum ngenalin dirinya sama aku”
Uli       : “Maaf, kita lupa :D Nama aku Uli, itu Eza, yg itu Sam, dan itu Nesa”
All       : “Haiiiii !!!”
            Dia ngebales sapaan kita dengan cengiran yg menurutnya menawan. Tapi, ada satu kejadian lagi. Semuanya terjadi saat pulang sekolah. Aku mengambil si kumbang di parkiran khusus sepedah, kuda dan sapi. Jadi untuk siswa yg memiliki kuda atau sejenis odong-odong, bisa membawanya ke sekolah. Kebayang aje ada siswa bawa kuda ke sekolah, pangeran juga gak gitu-gitu amat kali yah ?
            Saat aku berjalan menuju parkiran sepeda, terlebih dulu aku melewati parkiran motor dan mobil. Aku menemukan sesuatu yg indah disitu. Mobil BMY hapeuk itu ada disitu nebeng nongkrong, indah kan ? Indah buat dijadiin pempek kapal selam. Mengingatnya aja udah penuh niat busuk di hati gue, apalagi kalau nemuin. It’s show time !!!
            Gak muluk-muluk sih, gue cuman bikin ban mobil itu kempes. Udah gitu, gue keluarin semua isinya dengan sadis. Gue sobek sobek daleman bannya (ternyata ban mobil juga pake bra) setelah itu gue bakar ban dan mobilnya, tidak lupa juga supirnya. Bentar, bentar. Kayaknya terlalu sadis buat di baca remaja seusia nenek gue. Ya udah deh, tindakan bringas gue cuman sampe ngempesin bannya sampai bocor, enough !! Sekali lagi gue memastikan, dan 1000 kalinya gue yakin kalau itu adalah kutu kupret yg menjelma jadi mobil BMY itu. Akhirnya, gue pun bisa tersenyum bangga.
            Gak banyak lama, gue langsung memutuskan buat capcus supaya gak ketahuan sama sang pemilik. Tapi terbesit sesuatu, gue yakin ada sesuatu yg tertinggal. Gue buka tas gue, semuanya komplit. Gue perhatikan si kumbang, pas gue merhatiin keranjangnya.
Nesa    : “Tupperware !!!”
            Kebiasaan buruk, menyimpan Tupperware di bawah meja. Kepaksa deh gue harus balik lagi ke kelas yg jauhnya selangit. Haaaa, tapi kalau gak diambil, ibu gue bisa berubah jadi monster dan memakan gue. Di depan gerbang, gue ketemu sama Randi.
Randi   : “Hai Nes !”
Nesa    : “Eh, Randi. Hehe :D”
Randi   : “Belum pulang ?”
Nesa    : “Mau, tapi aku ninggalin Tupperware di bawah meja”
Randi   : “Yahh, makanya jangan jorok dong. Aku pulang duluan yah ? Supir aku udah nunggu, kalau dia belum dateng aja, aku anterin kamu dulu ke kelas”
Nesa    : “Iya gak apa-apa, makasih banyak. Hati-hati di jalan yah”
Randi   : “Ya udah deh, kamu juga hati-hati yah, daaaahhh”
            Setelah sapa-sapaan, gue langsung melanjutkan perjalanan lagi. sampai di kelas, gue ambil tuh barang gak tahu malu, lalu gue pulang dengan senang. Di jalan, gue menemukan sosok yg kayaknya gue kenal. Gue memperlambat kecepatannya. Ternyata itu Randi.
Nesa    : “Hei !”
Randi   : “Aisssh, kamu bikin aku kaget aja”
Nesa    : “Kok kamu jalan ? Katanya udah di jemput supir kamu ?”
Randi   : “Ban mobil aku semuanya bocor. Supir aku bawa mobilnya ke bengkel, aku males kalau harus nunggu disana. Jadi aku pulang duluan deh jalan kaki”
Nesa    : “Kamu ikut aku aja, aku anterin kamu pulang deh. Dari pada jalan kaki gak ada temen, yuk !”
Randi   : “Emmm, okey deh. Tapi aku berat loh, entar kamu gak kuat lagi”
Nesa    : “Tenang aja lah, aku udah ahli dalam soal bonceng membonceng. Udah lama jadi tukang ojeg”
            Randi ketawa, akhirnya dia menerima tawaran gue. Dan gue pun mengantar dia kerumahnya. Sampai di rumahnya, gue bener-bener wah banget. Rumah kakeknya itu gede banget. Dari luar, hampir mirip sama sebuah apartemen versi mini. Kakek sama neneknya aja kayak begindang, orang tuanya kayak gimana coba ? Gue berpikir, seluruh murid sekolah itu memang seperti ini, cuman gue doang yg punya kehidupan kecil.
            Randi sempet nawarin buat ke dalem dulu, tapi gue nolak. Gue takut mangap-mangap di dalem, gara-gara terpesona sama apa yg mereka punya, lagian ini udah sore, nyokap gue pasti khawatir kalau gue pulang malam. Akhirnya gue pulang.
 ***
            Apa gue pernah bercerita kalau gue punya suatu hobby ? Hobby gue sangat biasa sih, gue suka dance. Disaat gue berhadapan dengan orang yg mempunyai ketertarikan lain, dance itu mereka sebut keistimewaan gue, mereka bilang juga kalau itu adalah skill. Gue sendiri hanya merasa, gue suka dan gue bisa. Menari memang membutuhkan tenaga, bahkan membuat lelah. Gue selalu menganggap dance itu pelampiasan. Saat gue marah, kesel, sedih, dance itu membuat gue lebih semangat lagi. Gue gak pernah maju di dance. Terlalu banyak kendala, gue gak pernah punya pelatih buat latihan dan gue belum pernah gabung atau mendirikan sebuah group. Yg jelas, menari belum menjadi suatu keuntungan dalam hidup gue.
            Gue tahu sekolah ini mempunyai berbagai fasilitas, salah satunya sanggar. Sanggar ini suka di pakai oleh ekskul tari tradisional, gue kurang tertarik sama ekskul itu walaupun itu sangat bagus. Tapi, belakangan ini mereka lebih sering latihan di ruang seni dan olah raga (ruangannya mirip sama gor). Mereka aneh banget sih, ada sanggar malah pake yg lain. Karena gue tahu sanggar itu gak pernah di pakai, gue berniatan untuk “bermain” di situ.
            Kebetulan pulang sekolah hari itu gak terlalu sore kayak biasanya. Akhirnya, gue memutuskan untuk latihan di sanggar. Pastinya, gue gak ngasih tahu temen-temen sama apa yg bakal gue lakuin. Sesampainya di sanggar, entah kenapa gue seneng. Sanggar ini lumayan luas, gue jarang banget bisa latihan di tempat yg leluasa kayak gini. Gue senyum-senyum sendiri melihat keadaan ini, dan gue lebih bisa tersenyum lagi saat gue melihat sebuah tape lagi nganggur kayak janda anak 3 yg masih perawan. Gak banyak ngomong (emang mau ngomong sama siapa ?) gue langsung colokin USB handphone gue ke tape cantik itu. And musiccc !!!!
            Begitu menyenangkan bisa menarikan lagu Bonamana sama Super girl, kalau gak salah lagu itu milik Super Junior (ceritanya gak tahu). Baru 15 menit, badan gue udah keringetan banget. Pas gerakan terakhir, gue pengen lihat improve tubuh gue kayak gimana saat nari yaitu dengan melihat ke cermin yg nempel gede di depan gue. Di kaca gue melihat sosok….
Nesa    : “Astagfirullahaladzim !”
            Sosok itu sedang memperhatikan gue. Berusaha meyakinkan diri bahwa dia itu manusia, gue nengok kearah pantulannya. Haaaaa, dia manusia.
Emin    : “Siapa kamu ?”
Nesa    : “Mwo ? Bukannya aku yg harusnya nanya ?”
Emin    : “Apa hak kamu nanya kayak gitu ?”
Nesa    : “Nanya kayak gitu, apa kamu juga punya hak ?”
Emin    : “2 pertanyaan berturut-turut kamu jawab lagi sama pertanyaan. Udah berapa lama kamu ada disini ?”
Nesa    : “Sekitar 15 menit yg lalu. Kenapa ?”
Emin    : “Dasar, question girl. Kamu terlalu bodoh yah ?  Jadi kamu banyak nanya”
Nesa    : “Aiissh, hey kita baru ketemu 30 detik yg lalu bahkan kamu belum tahu aku dan sebaliknya, tapi kamu udah menilai orang seenaknya. Dasar gak tahu sopan santun”
Emin    : “Yg gak tahu sopan santun siapa ? Menggunakan barang orang lain seenaknya”
Nesa    : “Barang ? Kamu nuduh aku make daleman kamu ?”
Emin    : “-_- Stupid. Yg aku maksud itu sanggar ini, bukan daleman aku !”
Nesa    : “Sanggar ini punya kamu ? Aku gak bodoh yah, sanggar ini udah pastinya fasilitas sekolah. Semua murid berhak menggunakannya”
Emin    : “Itu aturan langka. Sekarang, gak boleh sembarang orang menggunakan sanggar ini. Kita udah menyewa sanggar ini, tidak boleh ada yg memakainya kecuali anggota SHINee”
Nesa    : “SHIN ? ee ?”
Emin    : “Gak di pisah bego ! SHINee !!”
Nesa    : “Waaaaaaaaaa…..”
            Taemin mulai tersenyum bangga, karena hipotesanya akan benar. Semua orang mengenal SHINee sekalipun dia orang tolol kadaluarsa sejenis manusia didepannya.
Nesa    : “Kalian pasti mau nyaingin Rumingkang ?”
Emin    : “Euh ?”
Nesa    : “SHINee itu nama group rampak jaipong kan ?”
Emin    : GUBRAAAAKKGGHH “Bukan !!! Aaahhh, kamu itu ya…”
            Tiiitttt… Suara hapenya berbunyi ria. Lalu secepat guntur, dia menerima telpon yg masuk.
Emin    : “Y ya. Euh, Ruangannya…cukup bagus. Gak ada. Gue udah ngecek. Apa ? Oh, o, okey”
            Dia menutup telponnya, lalu dia menatap gue.
Emin    : “Kamu… Aaaarrgghhh, kamu harus cepet keluar dari sini. Kalau gak mereka bisa ngebunuh kamu !”
Nesa    : “Kenapa ? Apa dosa aku ?”
Emin    : “Oh question girl, please I hope !! Cepet pergi dari sini !”
Nesa    : “Calm down man ! Okay, gue bakal capcus dari sini”
            Gue langsung mengambil tas gue dan berjalan ninggalin dia menuju pintu.
Emin    : “Huaaaa…jangan lewat situ !”
Nesa    : “Haaa, lo itu gimana sih ? Nyuruh gue pergi tapi gak boleh lewat pintu itu. Itu satu-satunya pintu yg ada di muka bumi ini. Lo pikir gue punya pintu doraemon apa ? Nyebelin banget sih !”
Emin    : “Eu, aduh, aaah, kesini aja”
            Dia menarik gue kesebuah pintu kecil, gue tahu itu adalah ruangan tempat penyimpanan kostum atau barang bekas dari ekskul tari itu alias gudang.
Nesa    : “Hey ! Lo mau ngapain ?!”
            Dia membukakan pintunya, dan mendorong gue masuk kesitu.
Emin    : “Jangan pernah keluar sebelum gue bukain pintu”
            Dengan sadisnya, dia memasukan gue ke ruangan ini. Sialan banget sih nih orang. Awas aja lo, kalau gue berhasil keluar dari sini, lo bakal jadi pindang tongkol tahu gak ? Aiissh… tempat ini tuh, lembab, bau, gelap iikkhh. Gue jamin, di dalam ruangan ini, di bawah, belakang, depan, atas, samping, dimanapun pasti ada kecoanya. AAAARRGGGHHHHH !!!
            Bruugghhk (suara pintu). Taemin masih ada di depan pintu kecil ini buat ngunci pintunya. Dia mungkin cukup kaget dengan suara itu, dan gue rasa dia jadi agak sedikit gugup.
Minho  : “Lagi ngapain lo ?”
Emin    : “Euuhh, gue, gue lagi ngintip isi ruangan ini apa. Ya, begitu”
Key      : “Gak ada kerjaan banget sih, gimana kalau tiba-tiba ada yg nongol hayo ?”
Onew   : “Ehh iya, dan denger-denger, sekolah ini juga lumayan angker loh”
Emin    : “Heuheu, udahlah kenapa jadi ngebahas kayak gituan. Euuh, kalian dari mana dulu ?”
Minho              : “Nganterin dulu ibu lo nih (sambil menatap Key) Masa mau pipis aja harus dianter sama kita  semua ? Gak banget kan ?”
Key      : “Hehe, habisnya kan aku takut”
Emin    : “Huuuu, gitu aja kok takut. Dasar kau, ibu macam apa kau pipis aja gak berani ?”
Key      : “Heh, dasar anak kurang ajar, anak macam apa kau tidak berbakti pada orang tua. Aku kutuk kau jadi toke !!”
Emin    : “Aaarrrggghh aku jadi toke !!!”
Minho              : “Aku jadi putrinya yah. Suamiku !!! Jangan tinggalkan aku !!”
Emin    : “Istrikuuuu !! Tidakkk”
Onew   : “Aku harus menyelamatkan dunia, baiklah, power ranger pink, berubah !!! Hiaaaattss, dzig, dzag, dzug, dubbuuaawwaaarrr !!”
All       : “___________krik, krik, krik”
All       : “Udahan aaahhh, gak rame kalau ada Onew, bubaaarrr”
            What the hey ? Permainan mereka freak banget sih. Group rampak apa nih ? Rampak gendang ?
JH        : “Taemin, kamu yakin gak ada yg make ruangan ini ?”
Emin    : “Euh ? Yaa, gak ada. Aku udah ngecek dari tadi kok”
JH        : “Kok suasana nya agak aneh yah ? Agak beda ? Biasanya ruangan luas kalau gak di pake itu suasananya dingin, tapi disini kok anget yah ? Dan agak-agak, bau”
            Bau badan gue kali yah ? Ketek gue kan bau kol busuk.
Key      : “Ya mungkin, bener kata Onew. Sekolah ini agak-agak, jadi semua ruangannya suka panas. Dan kalo masalah bau, Taemin kentut kali”
Emin    : “Aisshh, enak aje !”
JH        : “Terus, ini punya siapa ?”
            Astaga bonar !!! Itu, itu hape gue !!! Aissh, kenapa bisa ketinggalan. Aahhh mati aku…
Emin    : “Itu hape aku ! (sambil merebut dari tangan Jonghyun)”
JH        : “Hape kamu ? Sejak kapan kamu punya hape kayak gitu ?”
Emin    : “Euuh, sekarang aku pegang 2 hape. Yg satu BERRYBERRY, yg satu HUAHEY (sekali lagi tidak menyebutkan merek dalam cerita ini). Aku butuh handphone GSM sama CDMA”
Key     : “Kenapa gak pake yg 2 kartu aja ? Murah loh ! Hanya dengan 399 ribu kamu bisa menikmati 2 kartu sekaligus. Ayo cepetan beli !!! Keburu keabisan loh !! (mirip iklan panci anti api, jadi pancinya itu gak boleh di pake masak)”
All       : “________”
JH        : “Jaga barang kamu baik-baik. Ayo, kita mulai latihan”
Emin    : “Huuuhh, (melirik kearah pintu kecil)”

            Karena saking bosennya diem di ruang antah berantah ini, akhirnya gue ketiduran. Gak peduli dengan sebangsa kecoa ayan dan sebagainya. Gue ngantuk ya udah tidur kayak bangke. Sampai akhirnya…
Emin    : “WOOOYY !!!!”
Nesa    : “Astagfirullahaladzim !!”
All       : “_______(saling memandang)”
Nesa    : “Aiisshh, lo ngagetin aja ah”
Emin    : “Ya kamu, tidur kayak bangke buaya. Di bangunin gak nyaut-nyaut”
Nesa    : “Udah puas ngurung gue disini ?”
Emin    : “Maaf (sambil narik tangan gue keluar) Aku harap kamu gak masuk ruangan ini seenak jidat untuk yg kedua kalinya”
Nesa    : “Aku harap, aku selalu inget dengan apa yg kamu omongin”
Emin    : “Whatever, oh iya. Nih (ngasih handphone) jangan lupa sama barang berharga”
            Tanpa pamit dan sejenisnya, dia langsung pergi ninggalin gue. Makhluk aneh, eh tunggu bentar. Sebenernya mereka itu siapa yah ? Aahhh, gue malah tidur lagi serasa di bus. Bodo amat ah, yg jelas mereka itu adalah orang yg gak ngerti sama hak asasi manusia. Subhanallah, ini udah jam 6 lagi ! Bisa dikutuk jadi ikan pesut sampe dirumah !!!
***
Uli       : “Aduh, yg bener dong megangnya (sambil bisik-bisik)”
Nesa    : “Ini tuh udah bener, udah deh lo cepetan”
Uli       : “Sabar dong aah”
Nesa    : “Gue gak menjamin…….”
 Nesa    : “Gue gak menjamin…”
            GUUBBRAAGGGHHHKKKKKK !!!!
            Mendengar suara dentuman keras itu, seisi kelas pada keluar memastikan siapa yg kentut. Ah, ini semua gara-gara Uli ! Dia pengen punya foto Kyuhyun dengan bela-belain kayak gini. Dia naik keatas tumpukan 3 bangku dan gue disuruh nahan. Gue juga manusia kali, ya gue bisa keram lah kalau buat nahan bermenit-menit. Dan ternyata dia itu bukan ngefotoin tapi ngevideoin apa yg di lakukan Kyuhyun selama di kelas. Segitunya. Gue yakin bakal ada sesuatu yg bengkak ditubuh gue, karena dengan indahnya gue ketimpuk bangku setiga-tiga ditambah Uli.
            Semua orang yg liat malah pada ngetawain. Aduh, malu banget laaahh !! Dasar Uli gila, lihatlah apa yg kamu perbuat. Dan gue baru tahu kalau Hangeng itu satu kelas sama Kyuhyun, aduuuhh gue takut karena perbuatan ini, Sam gak boleh main lagi sama kita. Guru yg sedang mengajar sangat geram sama kita berdua.
ALL     : “HUAHAHAHAHAHAHAGGAHAHAKK !!!”
Nesa    : “Aaarggh, sakiitt”
Uli       : “Hehe”
Nesa    : “Cepetan berdiri ! Malah nyengir lagi”
            Uli udah berdiri tapi dia enggak ngebantuin gue buat nyingkirin bangku-bangku yg nimpa badan gue, dasar bego. Dia malah celongo gara-gara Kyuhyun ngeliatin dia. Kalau manusia normal udah pasti malu, di depan kecengan berbuat hal macam begini. Lah dia ? Masih pede aja. Akhirnya gue berdiri dengan segala perjuangan tumpah darah. Guru yg lagi ngajar barusan memandang sadis ke kita berdua. Gue yakin dia merasa dunianya telah terganggu oleh makhluk terkutuk.
Guru    : “Apa yg kalian lakukan ?!! (sambil muncrat-muncrat pas ngomong)”
Uli       : “Ganteng banget (ngigau)”
Guru    : “Heh ! Saya tanya apa yg kalian lakukan ?!! (sambil muncrat-muncrat pas ngomong)”
Nesa    : “Kita…”
Uli       : “Mau ngambil fot…”
            Gue langsung membekap Uli, gue yakin dia lagi ngigau stadium 4. Dia gak boleh dibiarkan ngomong sehuruf pun. Masalahnya, kalau dia ngomong. Satu kelas bakal tahu apa yg sebenernya kita perbuat. Dan setelah dia sadar, dia akan mengalami dilema karena ejekan yg bakal timbul, setelah itu dilema yg dirasakannya akan berubah menjadi depresi yg bisa berakibat kegilaan. Itu tidak boleh sampai terjadi.
Nesa    : “Kita itu, dari ekskul mading pak. Kita emang lagi ngeliput bagaimana keadaan kelas pada saat jam pelajaran berlangsung”
Guru    : “Lalu mengapa kalian naik-naik keatas jendela ?!! (sambil muncrat-muncrat pas ngomong)”
Nesa    : “(Gue ngelap muka gue yg kena picratan) Karena kita dapet tugas yg ceritanya jadi paparazzi, itu loh pak lagunya lady gaga, makanya kita diem-diem ngambil gambarnya pak. Maaf kita udah mengganggu”
Guru    : “Enak aja minta maaf !!! Alasan kalian sedikit masuk akal jadi bisa saya terima !!! Itu bisa meminimalisir hukuman kalian !!!”
Nesa    : “Jadi, kita masih dapet hukuman pak ?”
Akhirnya gue sama Uli di suruh jadi patung pancoran ria sugema di depan mading. Aduuhh, sama aja memalukannya. Uli udah sadar, sekarang dia manyun kayak angsa buruk rupa. Ini semua akibat perbuatan lo Uli.
Uli       : “Kenapa harus dihukum kayak gini sih, kan malu. Aduuh mana pegel lagi”
Nesa      : “Telat lo ngeluhnya. Lagian kamu lagi pake ada acara mati suri segala. Mati beneran sih lebih     bagus”
Uli       : “Sialan lo. Omongan itu doa tahu”
Nesa    : “Oh iya, maapin baim ya allah, baim udah ngomong lancang ya allah, tapi kalau dia emang mau mati juga baim ridho kok ya allah”
Uli       : “______”
            Akhirnya, 2 jam kita lewati dengan suka cita yg membara. Keren, gara-gara tangan gue ngangkat keatas selama itu dan kaki gue ngangkang mirip kepiting rebus. Hasilnya gue jadi mirip kayak robot gedek. Aaahhh tangan gue kayak yg udah mau copot aja. Kalo tangan aku copot kayak Mr. Crabs gimana yah ? Wiiii serem. Pokoknya saat ini, gue sedang merencanakan pembunuhan hewan sejenis kecoa yaitu Uli. Gak sudi, gara-gara dia cinta mati 3 sama ahmad dhani, eh salah, Kyuhyun, tangan gue jadi serasa ada 8 gini.
            Saat ini gue gak lagi bareng para kutu beras alias temen-temen gue. Mereka ada urusan masing-masing. Yg satu bonding gigi, yg satu keriting segala bulu, ada juga yg lagi berniat memenggal kepalanya sendiri. Gue lagi duduk duduk di taman sambil meregangkan tangan gue supaya gak terlalu pegel. Tiba-tiba seseorang menghampiri gue.
Han      : “Hebat”
            Reflek, gue langsng nengok kearah suara.
Nesa    : “Eh, kakak….”
            Sumpeh pocong, gue malu banget ketemu sama nih orang. Dia berdiri di depan gue dan malah merhatiin gue, tambah besar aja kemaluan gue (astagfirullah !).
Han      : “Tangan kamu sakit ?”
Nesa    : “Lumayan”
Han      : “Lagian kalian ngapain sih ? Ada-ada aja”
Nesa    : “Kalau si Uli gak merengek-rengek kayak domba kurban sih, aku juga gak rela ngelakuin hal bodoh kayak tadi. Di taro dimana muka aku yg ancur ini coba ?”
Han      : “Hahahahahahaha”
Nesa    : “(Malah ketawa lagi)”
Han      : “Tapi kalian keren kok, selama 3 tahun aku sekolah di asrama ini, gak pernah sekalipun ada anak cewek kayak kalian berdua. Dan alasan kamu itu, pinter banget. Hahahaha”
Nesa    : “Udah ah, jangan ngetawain, aku jadi malu”
Han      : “Iya iya, kasian banget sih kamu”
Nesa    : “Oh iya, kak Kyu marah gak sama kita ?”
Han      : “Kyu, dia itu anaknya gak bisa marah. Dia tahu kok, kalian itu sebenernya ngapain. Itu konyol pikir dia”
Nesa    : “Jadi dia marah gak ?”
Han      : “Gak lah, dia malah makin tertarik sama anak itu. Ups…”
Nesa    : “Mwo ? Jadi kak Kyu suka sama dia”
Han      : “Euu, enggak, siapa yg bilang Kyu suka sama Uli ?”
Nesa    : “Siapa yg bilang Uli ?”
Han      : “Kamu”
Nesa    : “Aku bilang dia bukan Uli. Emang kakak tahu Uli ?”
Han      : “Tahu lah, Kyu sering cerita sama aku…aahh”
Nesa    : “Waaaaaaaaa”
Han      : “Aduuhhh (sambil mukul-mukul kepalanya sendiri sampe geger otak)”
Nesa    : “Yeeee, Uli pasti seneng denger nya”
Han      : “Aaaah, jangan di bilangin dulu ke Uli nya. Aduuh, aku bisa di gorok sama Kyu. Gitu-gitu juga dia pembunuh berdarah muda”
Nesa    : “Rhoma irama ? Emmm, okey aku bakal tutup mulut”
Han      : “Haaaaahh…”
Nesa    : “Tiap hari ada es cream, mulut aku baru bisa nutup”
Han      : “_______”
Kayaknya, untuk hari-hari kedepannya hidup aku gak akan terlalu terpuruk nista. Padahal aku bilang tiap hari ada es cream itu cuman bercanda (BOHONG PISAN MANEH !!! Ngomong aja emang niat). Tapi dia beneran ngasih aku es cream terus tiap hari. Waaaa, sampai suatu hari…
Aku lagi jalan dilorong sendiri sambil makan es cream. Hangeng kalo ngasih aku es cream pasti sembunyi-sembunyi. Gue sih gak keberatan dengan hal itu, gue nyadar diri gue ini siapa dan Hangeng itu siapa. Asal jangan es creamnya aja yg disembunyiin. Pas lagi asik makan, tiba-tiba dibelakang gue terjadi keributan. Gue udah khawatir, takut kalo orang-orang protes demo anarki gara-gara liat gue bisa makan es cream juga. Gue nengok kebelakang, ternyata segerombol orang kayak lalat ijo lagi ngejar-ngejar sampah berjalan. Ada yg teriak-teriak, ada yg minta-minta tanda tangan, ada yg koprol sambil pipis, pokoknya orang-orang pada hewir aja.
Segerombolan itu akan menghampiri gue, tapi gue malah tambah asik ngejilatin es cream bukannya minggir. Tiba-tiba ada 2 orang pria, berbadan besar, berkepala botak, nubruk gue dengan indah sampai gue muter kayak tornado ukuran f4 dan akhirnya, plokkk…
Nesa    : “Haaaa ???”
            Es cream gue nyolok mata orang.
Emin    : “Aiisssh”
Nesa    : “So, sorry”
            Semua orang pada geram pengen nyudahin gue. Tapi gue masih tegar, kokoh, bagai karang di terjang badai.
Emin    : “(Cewek ini ?)”
Nesa    : “(Perempuan ini ?)”
JH        : “Kurang ajar banget lo”
Nesa    : “Ma, maaf, aku gak sengaja”
Key      : “Enak aja bilang gak sengaja”
Nesa    : “Emang gak sengaja kok ! Si botak tuh yg nubruk aku !”
Botak   : “Apa kamu bilang ?!!!”
Nesa    : “Botak”
Botak   : “Kurang ajar ! Kamu ngehina saya ?”
Nesa    : “Aku bilang gondrong baru itu ngehina”
Emin    : “Udah udah, sesama botak ngapain bertengkar. Kali ini aku maafin”
            Dia ngebuka jaketnya.
Emin    : “Asalkan cuciin ini sampe bersih, kalau enggak, jangan harap hidup kamu tenang”
Key      : “Kok dikasiin sih Min ? Entar kalo warnanya jadi pudar gimana ?”
Emin    : “Aku bakal bikin mukanya tambah pudar”
ALL     : “HAHAHAHAHAHA !”
Nesa    : “(Aiissshh sialan banget sih nih cowok)”
Onew   : “Udah, kita pergi”
            Semuanya pergi ninggalin gue sendiri yg sedang terpuruk serasa mengecil seperti kuman. Terutama cewek-cewek yg ngejar-ngejar mereka, semuanya pada sinis sama gue, ada yg ngata-ngatain lah, ada yg muntahin lah, ada yg ngebacok lah (itu berlebihan). Apa coba ? Emangnya gue salah apa ? Masih mending es cream namplok di muka dia, kalo kebetulan gue lagi bawa obor terus gak sengaja juga nyolok mata dia, mau gimana ? Harusnya bersyukur karena gue bawanya es cream.
            Malah disuruh nyuci jaket dia lagi ? Di kasih air dikit juga bakal ilang ini mah, haaaaaarrrggghhh, gue kesel banget sama anak cowok itu !!! Euuugghhh !!! Siapa lo pade sih ? Seenaknya aja melakukan hal ini kepada wanita malang sepertiku.
***
Nesa    : “Keseeeellll !!!! Aaaarrgghhh !!!”
            Ngamuk kayak kingkong melahirkan.
Uli       : “Sabar, sabar”
Nesa    : “Gimana gue bisa sabar Uli !! Pertama ketemu, dia udah menjarain gue di ruang bawah tanah, ketemu lagi gue malah disuruh nyuci jaketnya yg bau ketek ini. Nyebelin banget sih tuh orang !!”
Sam     : “Jodoh kali Nes ?”
Nesa    : “(AMIN YA ALLAH !!!) Iiihh, sama cowok nyebelin tujuh pancuran ? Makasih deh”
            Tiba-tiba Eza dateng sambil ngos-ngosan. Aku yakin dia ketauan nyopet sama orang-orang.
Sam     : “Nopo lagi nih anak ?”
Eza      : “Aaahh, cewek-cewek sialan. Sekalinya liat yg ganteng dikit pada ngejar-ngejar sana-sini”
Nesa    : “Heh !! Cowok itu lebih sialan, yg ganteng yg jelek sama aja kampretnya”
Eza      : “Jelek nya jangan nyolot ke gue doang dong”
Uli       : “Emang kamu doang yg jelek”
Eza      : “______”
Uli       : “Terus ngapain kamu lari-lari ? Kamu kan gak ganteng ?”
Eza      : “Gue bukan lari-lari, tapi ke jepit ribuan cewek. Di peluk sih enak, kalau di jepit gue bisa sekarat. Terus kenapa muka kamu tambah jelek aja Nes”
            Gue jambak kumisnya sampe botak.
Randi   : “Udahlah Nes, kamu punya laundry ini. Kayaknya buat urusan nyuci itu gampang deh”
Nesa    : “Laundry emak gue itu, gak mau nerima yg gak bayar. Masa aku harus bayarin sih, buat jaket kayak ginian ?”
            Eza merhatiin jaket itu dengan seksama. Dia ngambil jaketnya dari tangan gue, mukanya bener-bener gak banget pas merhatiin jaketnya. Jangan ngebayangin yg bagus-bagus deh mukanya Eza itu kayak gimana. Dia membalikan jaketnya, dan mukanya kaget banget disitu.
Eza      : “I, ini kan….”
All       : “……???”
Eza      : “Jaket”
All       : “GUBRAAAKKKGGHH”
Eza      : “Eh, gue ngomong belum beres, jadian lagi dari tanda tanya”
All       : “……???”
Eza      : “Ini jaketnya, Taemin ?”
Nesa    : “Gue aja sendirian yg GUBRAAAAKKKGGHH”
Eza      : “Kenapa ?”
Nesa    : “Jadi, selama ini, setelah kamu patah hati sama Tiffany, kamu, merhatiin Taemin sampai tahu jaketnya. Kamu….”
All       : “……???”
Nesa    : “Homo ?”
Eza      : “GUBRAAAAGGHHHKKK”
            Eza pingsan dan gak hidup lagi. Eh, dia hidup lagi ketang. Kalau dia mati ceritanya gak akan beres-beres.
Randi   : “SHINee itu apaan ?”
Eza      : “Ah, kamu sih kelamaan di paris, jadi kagak tahu”
Nesa    : “Aku juga gak tahu”
Eza      : “Kalau elu kelamaan di kampung”
Nesa    : “(Gue nyalain granat, lo bakal musnah tahu gak ?)”
Eza      : “Mereka itu artis, group boy band asal Jakarta. Aku juga kurang tahu mereka ke Bandung karena apa ? Yg jelas mereka sekolah disini karena ini sekolah elit. Dan parahnya lagi, beberapa fasilitas sekolah di boikot sama manajemennya. Dari mulai WC sampe cewek”
Uli       : “Sialan kamu !!! Cewek, kamu bilang fasilitas ?”
Eza      : “Buat aku sih, cewek itu fasilitas kesenangan”
Uli       : “(Hyaaaaattt dziiggg dzaaaggg blaammm pow) heh, gue kan tokoh ff ! Kenapa jadi kayak tokoh komik sih, ada blam sama pow nya segala”
            Kayaknya hari ini Eza ditakdirkan untuk babak belur. Jadi mereka itu artis ? Heuh, pantesan aja sok nya seawan. Terus apa yg harus gue lakukan dengan jaket ini ?
***
Nesa    : “Akhirnya bersih juga”
            Ya, gue berhasil mencuci jaketnya. Raga gue emang berkata tidak, tapi jiwa gue terus memaksa supaya gue sudi melakukan hal ini. Gue sendiri ngerasa aneh banget. Apa gue ngerasa takut sama dia karena dia itu seorang artis ? Gak, gak, gak. Gue cuman lagi berusaha ngerasa bersalah dan nyoba buat bertanggung jawab. Yah, bertanggung jawab.
Keesokan harinya…
Nesa    : “Nih jaketnya”
            Gue memberikan jaket itu saat gue menemui dia di sanggar. Kebetulan dia lebih duluan datang kesini dari pada yg lainnya, jadi gue gak perlu berurusan sama kunyuk-kunyuk yg lainnya.
Emin    : “Makasih yah”
Nesa    : “……..”
            Gue berusaha bersikap angkuh di depan orang yg sombong. Makanya, gue gak ngebales terima kasihnya dia. Gue langsung balik kanan, dan berniat meninggalkan dia. Tapi….
Dia megang tangan gue.
Emin    : “Jangan pergi dulu… Nesa”
            Ha ? Dia tahu dari mana nama gue ? Oh Tuhan, kenapa tiba-tiba jantung gue deg-degan. Kalau tadi gue berusaha buat bersikap angkuh didepan dia, sekarang gue berusaha nutupin rasa gugup gue di depan dia.
Nesa    : “Ada urusan apa lagi ? Mau nyuruh aku nyuciin baju kamu ? Celana kamu ?”
Emin    : “Suudzan banget sih jadi anak. Eh, aku bener kan ? Nama kamu Nesa ?”
            Gue gak menjawab pertanyaannya, gue gak mau menjawabnya dengan nada “I, iya” jangan sampai terjadi !
Emin    : “Kamu jago nari juga yah. Kamu dari group mana ?”
Nesa    : “Group ? Euh, aku gak punya group ?”
Emin    : “Pelatih ?”
Nesa    : (Geleng kepala)
Emin    : “Jadi kamu otodidak gitu ?”
Nesa    : “Emm…ya”
Emin    : “Waaaa bla bla bla preketet preketet preketet……”
            Dari situ kita ngobrol panjang lebar, gue ceritain kenapa gue suka nari dan dia juga menceritakan kehidupan dia kenapa bisa sampai di SHINee. Dia nyerita sampai keluar busa dari mulutnya, saking panjangnya cerita dia, gue cuman bisa merhatiin dia doang. Saat gue merhatiin dia, tiba-tiba di telinga gue terdengar lagu Cilene Dion – My Heart Will Go On. Di otak gue tiba-tiba terbayang dia berubah jadi Peter Parker dan gue jadi Mary Jane. Gue di bawa terbang pake jaringnya, mirip sama film Scary Movie (Loh ?). Oh Tuhan, apa yg sedang terjadi ?
            Gue benci sama anak ini, itu sugesti gue. Biasanya sugesti selalu mempengaruhi perasaan, tapi ini ? Malah bertolak belakang banget.
Emin    : “Kamu mau gak ajarin aku nari Bonamana ?”
Nesa    : “Mwo ?”

To be continue :D