Rabu, 25 Desember 2013

Rencana (ku & Mu)

Edit Posted by with No comments
Sabtu-Minggu itu hari yang menakjubkan. Benar saja kalau setiap kejadian itu ada hikmahnya. Alhamdulillahi 'ala kulli hal.

Sabtu-Minggu berhadapan dengan jadwal acara yang padat merayap. Tersusunlah rencana gokil yang hinggap di kepala. Sabtu: Mentoring (Salman), Camping PMR (SACI,Cihampelas). Minggu: Wedding k'haris+t'Imas (Metro), Les privat (Cibogo), Serambi sastra (Cangkorah). Ada alasan kuat kenapa aku harus hadir dalam acara-acara tersebut. Tak bisa diwakilkan dan tak bisa dibatalkan. Tapi keinginan ini benar-benar memusingkan kepala ketika menyusun rencana agar bisa menghadari semua acara. Bukan hanya waktu yang bertabrakan, tapi jarak dari tempat yang satu ke tempat yang lain yang tak bisa ditempuh oleh waktu 1 jam 2 jam. Ditambah kondisi badan yang kurang fit dikarenakan luka di kepala yang belum sembuh.

Lahaula wala kuwwata illa billah. Malam sabtu ada sebuah pesan yang dikirim anak PMR mengabarkan kalau camping diundur minggu depan. Heran! Acara yang sudah tersusun dengan rapi bisa mendadak batal. Aku tak banyak tanya lagi. Jawabannya sudah pasti: Semua ini kehendak Allah. Segala sesuatu yang terjadi tentu atas seijin-Nya. Maka hari sabtu itu dari pagi sampai sore aku mentoring esai-cerpen-puisi di Salman. Kalau saja camping pelantikan PMR jadi malam minggu itu terbanyang capeknya, aku harus menempuh perjalanan lebih dari 3jam dari Salman ITB ke Cihampelas (Cililin). Belum lagi minggu pagi aku langsung berhadapan dengan jadwal acara yang sama padatnya. ALLAH MAHA PENYAYANG.

Minggu, 10 November jam 10: 3 acara di 3 tempat yang berbeda. Bagaimana aku bisa menghadiri ketiganya sedang aku bukanlah amoeba yang bisa membelah diri atau Doraemon yang punya pintu ajaib? Bismillah saja. Menghadiri akad nikah sahabat baik itu lebih utama meski kedua acara yang lain pun sama prioritasnya. Janjian dengan teman jam 6 di Bandung, itu artinya aku berangkat harus lebih pagi. Maklum belum bisa bawa kendaraan sendiri jadi sering merepotkan teman. Semoga yang direpotkan mendapat balasan pahala dari Allah. Aamiin.

Di tengah perjalanan menuju tempat acara, Cancan mengirim bbm: "Teteh, gimana kalau les bahasa arabnya sore aja soalnya pagi ini temen Cancan mau main ke rumah?" Subhanallah, menakjubkan! Seindah itu Allah mengatur segalanya. Maka dari pagi sampai ba'da dzuhur aku berbaur dalam kebahagiaan keluarga besar FLP Bandung.

Ba'da Ashar aku sudah berada di Cibogo, Cimahi. Setelah membunyikan bel rumah aku disambut oleh senyum gadis kecil yang cantik.
"Baru aja Cancan bbm teteh. Kapan teteh mau datang? Eh, ternyata tetehnya udah di depan rumah."

"HP tetehnya habis batere," jawabku membalas senyumnya."Oh iya, temen Cancannya mana?"

"Baru aja pulang."

"Oh. Cancan udah sholat?"

"Belum. Teteh masuk aja dulu, istirahat."

"Oke. Santai aja."

"Teteh mau minum apa?" tanya Cancan ketika aku membereskan bahan-bahan les di atas meja.

"Gak usah, makasih. Teteh bawa minum sendiri," jawabku.

Cancan kembali tersenyum. "Teh, hari ini belajar Tarkib ya soalnya buku paket bahasa arabnya di rumah Mamah. Mamahnya masih pelatihan. Dua minggu lagi baru pulang."

"Oki dokki."

Aku menunggu di ruang tamu memandangi foto keluarga yang terpampang di dinding. Terlihat ibu Cancan bersama orang tua dan saudaranya. Ibu Cancan adalah anak pertama dari tiga bersaudara (dua adik laki-laki).

Benar kata peribahasa kalau buah jatuh tak akan jauh dari pohon. Cancan anak yang rajin dan cerdas seperti ibunya. Suatu hari Cancan pernah bercerita kalau dia sangat mengagumi ibunya yang lulus S1 dengan nilai sempurna lalu mendapat beasiswa S2 di Jepang dan sekarang mendapat undangan pelatihan guru di Australia. Keren! Cancan anak tunggal tapi tidak manja. Biarpun segala ada ia selalu rendah hati. Belakangan ini Cancan jualan puding kepada teman-teman sekolahnya. Ketika aku tanya anak ini menjawabnya lucu.

"Iseng aja, temen-temen pada pesen sih," katanya dengan ekspresi datar.

Ternyata konsep belajar-mengajar itu tidak harus selalu murid yang belajar dan guru yang mengajar. Bisa jadi sebaliknya. Aku banyak belajar dari Cancan, gadis cantik berusia 12th yang penuh semangat.

Les berlangsung selama 90 menit. Materi yang dibahas adalah tarkib: huruf jar. Ketika waktu menjelang maghrib, les pun berakhir. Aku dan Cancan bersiap-siap untuk sholat berjama'ah. Di kamarnya Cancan sudah menyiapkan dua sajadah dan mukena.

Kebahagiaan ini begitu lengkap bagiku. Alloh, Engkau MahaBaik. Kasih dan Cinta-Mu melunasi lelah dan melenyapkan sakit. Dan pada akhirnya, rencana Allah yang lebih indah.

♥ True Story♥ 9-10 November 2013
"Tuhan, betapa aku malu atas semua yang Kau beri."
*NP: Aku Ingin Mencintai-Mu~ Edcoustic*

0 komentar:

Posting Komentar